Sejak tanggal 2 hingga 22 Januari 2015, Komunitas Kolese St. Ignatius (Kolsani) menerima 12 orang tamu dari Universitas Santa Clara, California. Dua orang merupakan dosen dan kesepuluh lainnya adalah mahasiswa. Mereka tergabung dalam”Immersion Program on Inter-Religious Dialogue 2015″.

Minggu pertama mereka belajar mengenai “A Common Word” bersama mahasiswa dan mahasiswi dariICRS-UGM. Dosen-dosen yang ahli di bidangnya sangat membantu peserta kuliah dalam memahami implementasi “A Common Word” yang ada di Indonesia. Tidak hanya membangun diskusi dalam kelas saja, namun proses saling mengenal juga terjadi di luar kelas. Seusai kelas, mahasiswa ICRS-UGM selalu mengajak kesepuluh mahasiswa Santa Clara tersebut makan siang bersama.

Di minggu kedua, kedua belas tamu Kolsani berkesempatan mengunjungi sejumlah lokasi di Yogyakarta. Mereka diajak melihat secara langsung sejarah agama di suatu tempat hingga proses dialog antar agama yang ada di Indonesia.

Minggu, 11 Januari mereka diajak mengunjungi kelompok tani yang berada di Dusun Prenggan, Desa Palbapang, Bantul. Kelompok tani ini merupakan kelompok binaan STPN-HPS yang berada di bawah koordinasi Romo Gregorius Utomo. Paguyuban ini mendampingi para petani untuk mengembangkan ketahanan produksi dan pola konsumsi. Romo Gregorius Utomo, kepala pendiri Komisi Pengembangan Sosial Ekonomi Keuskupan Agung Semarang menginginkan kelompok ini terbuka untuk semua petani tanpa memandang latar belakang agamanya. Setelah belajar mengenai proses dialog antar agama yang terjalin dalam kelompok tani tersebut, rombongan diajak untuk berefleksi ke Ganjuran. Menikmati keindahan Gereja Ganjuran yang sangat indah.

Selanjutnya, di trip hari kedua, Senin 12 Januari, rombongan diajak ke Candi Prambanan. Mereka melihat sendiri kemegahan candi Hindu terbesar di Indonesia. Selain itu, mereka juga belajar mengenai relief yang berada di sepanjang candi. Bertolak dari Candi Prambanan, perjalanan dilanjutkan ke Makam Sunan Pandanaran di Tembayat Klaten. Studi tentang sejarah Islam yang dibawa oleh para wali. Melihat secara dekat rasa hormat dan relasi yang masih terbangun antar umat Islam dengan Sunan Pandanaran.

Di hari ketiga trip, rombongan diajak menyaksikan secara langsung kisah Rama dan Sinta. Rombongan tampak antusias menikmati pertunjukan Ramayana Ballet.

Rabu, 14 Januari rombongan berkunjung ke Kraton Yogyakarta. Mengunjungi tempat ini, mereka kagum akan rasa hormat abdi dalem dan masyarakat Yogyakarta kepada Sultan yang masih tetap terjaga hingga hari ini. Selanjutnya, mereka mengunjungi Masjid Gedhe Kauman dan Masjid Kotagedhe. Mereka belajar tentang sejarah Islam pertama di Yogyakarta dan Jawa Tengah.

Hari selanjutnya, mereka berkunjung ke Candi Borobudur. Disini, rombongan diperlihatkan dan dijelaskan setiap detail relief Buddha. Sesudah itu, perjalanan ditutup dengan Ekaristi di Sendangsono. Setelahnya, rombongan diantar ke Rumah Retret di Muntilan. Selama lima hari seluruh peserta diminta dalam keheningan dan ketenangan.

Kamis, 22 Januari rombongan kembali ke California. Semoga kekayaan yang mereka dapatkan di Indonesia makin meningkatkan pemahaman tentang dialog antar umat.